Walaupun alergi merupakan penyakit yang umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat, sampai saat ini kesadaran terhadap penyakit ini masih rendah. Padahal untuk mengatasi alergi diperlukan penanganan yang tepat sehingga alergi tidak menjadi penyakit yang akan menyebabkan timbulnya penyakit lain yang lebih berbahaya.
Demikian diungkapkan oleh ahli dari Divisi Alergi dan Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta, Dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI dalam media edukasi bertema ”Jangan abaikan alergi! Alergi dapat menggangu aktivitas dan menurunkan kualitas hidup” di Hotel Le Meridien, Jakarta (21/10).
Dr. Iris menyebutkan bahwa alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh yang berkaitan dengan peningkatan kadar imunoglobulin E yang merupakan suatu mekanisme sistem imun.
Beliau juga menjelaskan bahwa kecenderungan alergi dipengaruhi dua faktor yaitu genetik dan lingkungan (faktor eksternal tubuh). Hal tersebut merupakan salah satu penjelasan mengapa terjadi peningkatan kemungkinan mendapat alergi.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengontrol lingkungan sehingga ”tidak membahayakan” (misalnya menghindari tungau debu rumah seperti karpet, kapuk, bahan beludru pada sofa atau gordyn, ventilasi yang baik di rumah/kamar, jauh dari orang yang sedang merokok, menghindari makanan yang diketahui sering menyebabkan alergi (seperti susu, telur, makanan laut, cokelat) serta menghindari kecoak dan serpihan kulit binatang peliharaan.
Penyakit rinitis alergi biasanya ditandai dengan bersin-bersin, hidung terasa gatal, hidung berair atau tersumbat dan sukar bernapas, sedangkan pada mata akan terasa gatal, kemerahan dan berair. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi sinusitis.
Urtikaria (gidu-biduran/kaligata) adalah kelainan kulit yang ditandai oleh bentol, kemerahan, dan gatal. Meskipun gejalanya merupakan manifestasi penyakit alergi, tetapi penyebabnya seringkali bukan karena alergen. Diperkirakan selama hidupnya sejumlah 15-25 persen masyarakat pernah mengalami urtikaria.
Gejala khusus urtikaria biasanya terlihat bentol, kemerahan dan rasa gatal. Bila penyebabnya telah diketahui, misalnya dari makanan (seperti susu, telur, ikan laut, kacang-kacangan) maka berarti hindari mengkonsumsi makanan tersebut.
Arzeti Bilbina, presenter dan juga ibu dari tiga anak, berbagi cerita bahwa dirinya mengidap alergi terhadap makanan laut, ”Setiap kali saya mengkonsumsi seafood terutama udang, biasanya badan saya langsung keluar merah-merah dan terasa gatal, hal ini begitu mengganggu, setelah itu dokter menganjurkan agar saya menghindari seafood dan minum obat anti alergi apabila diperlukan,” ungkap Arzeti.
Salah satu pengobatan yang dianjurkan dalam penanganan alergi adalah dengan pemberian obat anti histamin dari generasi terbaru seperti cetirizine dihidroklorida. Berbeda dengan antihistamin generasi pertama, antihistamin generasi terbaru umumnya bersifat mengurangi rasa kantuk, dan sebagian lagi bersifat anti-inflamasi ringan. Saat ini, obat anti histamin cetirizine dihidroklorida telah masuk kedalam kategori Obat Wajib Apotek dari Badan POM sehingga dapat dibeli di apotek melalui resep dokter.
Sumber: www.medicastore.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar